Bertambahbanyak tetapi juga semakin berkurang jatah kita untuk tetap bertahan di dunia. Bertambahnya usia tidak berarti bertambah dewasa atau bijak dalam menyikapi sebuah persoalan. Kebijakan diperoleh dari sebuah proses kehidupan yang mengharuskan merasakan pahit asinnya kehidupan.

H-297 365 Gurusiana Bertambah dan Berkurang Sudah menjadi sunnatullah jika ada yang bertambah pasti ada yang berkurang. Bukan hanya soal materi melainkan segala yang telah Allah tetapkan untuk manusia. Seperti hari ini, ketika hitungan usiaku bertambah, maka hakekatnya jatah hidup berkurang. Sangat dipahami jika pada saat bertambah hitungan usia atau berkurang jatah hidup banyak yang mengiringi dengan do'a. Semoga dipanjangkan usia, maksudnya usia kebaikan dalam sisa hidup yang ada. Semoga sehat maksudnya supaya tetap optimis menghadapi hidup yang makin menua. Dan semoga barokah, maksudnya segala yang dilakukan tak mengurangi nilai ketuaan, pikun, atau sakit -sakitan. Tapi setiap nafas hidup dijalani dengan tenang tanpa gentar menghadapi masa di usia yang tak lagi muda. Terima kasih kawan-kawan sejati yang telah mengiringiku dengan do'a-do'a terbaik, terindah. InsyaAllah do'a-do'a terbaik itu akan kembali kepada kawan-kawan karena keikhlasan. Terima kasih Ibing Family untuk do'a dan hadiah terbaiknya. Terima untuk sahabat dan handai taulan dan semua yang kusayangi. Wish you all the best Cilegon, 14 Mei 2023. DISCLAIMER Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini. Laporkan Penyalahgunaan

TrimesterIII : Kehamilan Minggu 32 (Usia Janin 30 Minggu) Janin : Pada minggu ini, berat bayi Anda hampir 4 pon (1,8 kg). Jadi apabila saat ini bayi dilahirkan prematur, maka mereka memiliki kesempatan untuk hidup cukup besar. Organ utama yang belum berkembang sempurna adalah paru-paru. Bertambah Usia Berkurang Jatah HidupQ; Coolababy
Oleh Pdt. Bigman Sirait LAZIMNYA, acara pergantian tahun dirayakan dengan sukacita. Acara kebaktian diselenggarakan di gereja maupun di rumah-rumah tangga. Semua merasa bersyukur karena Tuhan masih mengijinkan kita memasuki kehidupan di tahun berikutnya. Masalahnya, bukan seberapa lama kita hidup di dunia, tetapi bagaimana nilai kehidupan kita di dunia. Waktu, punya dua sisi yang perlu kita pahami, yakni bertambah dan berkurang, dan itu terjadi seka-ligus. Seperti mata uang, ada sisi kiri dan sisi kanan. Ada angka dan lambang. Uang dinyatakan sah dan punya nilai kalau ada lambang dan angka itu. Pada waktu kita ber-kata, selamat panjang umur , kepada orang yang sedang mera-yakan hari ulang tahun, pada saat yang bersamaan, umurnya juga makin pendek. Mengapa? Misalkan Tuhan sudah memberi jatah baginya 60 tahun, maka pada saat memasuki usia 20, jatahnya semakin berkurang. Dalam hal ini, bertambah panjang dan bertam-bah pendek terjadi sekaligus. Ini disebut paradoks dua hal yang berbeda atau bertolak belakang, tetapi dua-duanya benar. Saat pergantian tahun, masa hidup kita di dunia makin bertam-bah, tetapi jatah juga berkurang. Namun janganlah kita hanya melihat sisi tambahnya, lihat juga sisi kurangnya, sebab itu akan membuat kita bijaksana. Dengan menghitung hari-hari, kita introspeksi dan bertanya tentang apa yang telah kita lakukan sepan-jang usia itu. Dengan menyadari bahwa waktu kita makin sedikit, berusahalah mengisinya dengan hal yang baik-baik. Dalam mengisi hari-hari, kita sering terjebak dalam rutinitas. Kita terjebak dalam perjalanan waktu. Kita terjebak dalam kesibukan, tuntutan waktu, sampai-sampai kita tidak lagi mempunyai momentum penting dalam waktu itu sendiri untuk menjadi bijaksana memahami apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab kita. Jika kita tidak pernah menghitung hari-hari kita, bagaimana mungkin kita bisa menjadi bijaksana menjalani sisa-sisa hidup? Jika tidak belajar dari sana, kita tidak mendapatkan hati yang bi-jaksana, karena kita hanya meng-hitung nilai tambahnya. Nilai kurangnya tidak pernah kita hitung. Kita hanya berani bersyukur jika memperoleh sesu-atu kemajuan materi atau posisi. Maka, ucapan-ucapan yang kita dengar hanya Wah, puji Tuhan, uangku bertambah banyak. Puji Tuhan, saya sembuh dari penya-kit , dan sebagainya. Kalau wujud keberimanan kita seperti ini, alangkah sedihnya. Sebelum kerusuhan Mei 1998, banyak orang merasa bangga dan berkata, Puji Tuhan , karena memiliki harta kekayaan yang melimpah, atau meraup sukses di sana-sini. Tetapi, apa yang mereka katakan ketika usaha mereka runtuh? Ketika mereka mendadak jatuh pailit karena perubahan nilai rupiah terhadap dollar AS yang begitu drastis, bagaimana sikap mereka? Hutang berlipat ganda, usaha menjadi hancur. Apa karena Tuhan tidak ada? Apa karena Tuhan tidak mengasihi? Kita sering salah mengerti tentang cinta-kasih Tuhan. Kita sering salah memahami kehendak Tuhan. Jika kita mengalami keku-rangan, kehancuran, kehilangan, maka kita menganggap Tuhan tidak adil, atau Tuhan tidak bersama dengan kita. Lalu kita menjadi kecewa. Inilah kegagalan dan kehancuran yang melanda banyak orang Kristen, karena menganut faham teologi yang selalu sukses, selalu sehat. Sebagai pengikut Kristus, kita harus memahami bahwa bertam-bah dan berkurang dalam kepemi-likan, atau status, keduanya sama-sama memiliki nilai plus dalam hidup kita. Ketika seseorang menjadi miskin, mungkin saja kondisi itu membuatnya menjadi bijak. Seperti Nabi Musa. Sewaktu di istana, dia hanya tahu membereskan segala sesuatu dengan kekuatannya. Dia mencoba menyelesaikan persoalan bangsa Israel dengan statusnya sebagai bangsawan, tetapi dia tidak dianggap. Sampai akhirnya dia terlempar dari istana, menjadi gembala. Tetapi, justru di sinilah dia belajar, dan makin memahami kehendak Allah, dia makin mengerti cinta-kasih Allah. Hidupnya pun menjadi indah. Tuhan tidak pernah membuat sesuatu itu tanpa meaning mak-sud. Rencana Tuhan selalu indah, tetapi bagaimana perspektif kita sebagai manusia? Jangan karena sudah merasa percaya dan kenal pada Tuhan, maka semuanya akan menjadi baik dan mulus. Baca kisah Alkitab tentang Ayub yang saleh, cinta pada Tuhan, namun meng-alami pencobaan yang sangat hebat. Hartanya yang melimpah habis. Bukan cuma itu, dia juga kehilangan anak-anaknya, bahkan dia menderita penyakit berat pula. Namun kecintaan dan ketaatannya pada Tuhan tiada berkurang. Zakaria dan Elisabet, pasangan yang cinta Tuhan, namun baru memiliki anak pada usia tua. Hanna adalah seorang perempuan yang selalu memuji dan memuliakan Tuhan, tetapi kerap disakiti menan-tunya. Banyak kisah dalam Alkitab tentang orang-orang saleh namun mengalami berbagai kesulitan, sesaat, bahkan sampai mati. Namun mereka bertumbuh hebat dalam kerohaniannya. Sekali lagi, sisi tambah dan kurang dalam dimensi waktu sangat penting dalam hidup kita. Waktu merayakan hari ulang tahun, rasanya tidak cukup hanya mengucapkan selamat panjang umur , tapi juga selamat pendek umur . Jangan hanya ucapkan selamat berbahagia , namun juga hati-hati, berbahaya. Mengapa? Karena dalam menapaki sisa-sisa usianya, mungkin saja dia tidak berbuat apa-apa, malah hanya terlena dalam pesta yang memabukkan. Atau bisa saja dia hanya terlena dalam pujian-pujian syukurnya. Dalam keterlenaannya dia hanya sekadar mengatakan, Terimakasih Tuhan , tetapi pelayanannya, kepasrahannya pada Tuhan tidak bertambah. Ketika harta benda atau jaminan hidup seseorang bertambah, rasa kebergantungannya pada Tuhan seringkali justru berkurang. Atau sebaliknya, ketika jaminan hidup atau kepemilikan atas harta benda semakin berkurang, ketergan-tungan kita pada Tuhan semakin bertambah. Tetapi, tidak perlulah kebergantungan pada Tuhan men-jadi kuat karena harta semakin berkurang. Yang paling bagus adalah bagaimana supaya keter-gantungan pada Tuhan terus-menerus menguat baik di saat harta semakin berlimpah maupun berkurang. Jika ini bisa kita lakukan, bukankah sangat indah hidup ini? Mazmur 9012 berkata Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Semoga, di tahun yang baru ini kita mengerti dan menyadari bahwa segala apa yang kita miliki dalam hidup ini, pada dasarnya bukanlah milik kita, tetapi milik Tuhan. Kesadaran seperti inilah yang membawa kita ke dalam pertumbuhan yang sehat. Selamat tahun baru Januari 2005.* Diringkas dari kaset Khotbah Populer oleh Hans P. Tan
_dipakaiatau tidak dipakai akan tetap mencair digunakan atau tidak digunakan umur kita tetap akan berkurang dari "jatah" yg telah ditetapkan._ *"Selagi masih tersisa jatah usia kita, lakukanlah KEBAIKAN sebanyak yg kita mampu lakukan."* ð ¯ Ada 3 hal dalam hidup yang tidak bisa kembali: *1. Waktu* *2. Ucapan* *3. Kesempatan*
Setiap hari umur akan semakin bertambah, Membuka lembaran baru di kertas putih, Di mulai ketika terbangun dari tidur Tapi apakah kita sadar bahwa sebenarnya jatah hidup kita di dunia berarti berkurang dan lembaran-lembaran kertas putih itu lama kelamaan akan habis hingga menemukan jilid terakhirnya. Tanda bahwa kita sudah saat nya menutup buku catatan kita selama hidup di dunia dan buku catatan itu lah yang akan jadi saksi perjalanan hidup kita untuk di pertanggung jawabkan di akhirat Jika kita ingat kebelakang apakah kita banyak melakukan yang Allah SWT perintahkan? Atau bahkan kita justru melupakan tanggung jawab kita di dunia? Kamu lupa? Komitmen bersama Allah SWT sebelum Ia mengijinkan kamu untuk hidup di dunia? Dia menghadirkan kamu ke dunia bukan tanpa alasan dan perjanjian mu bersama-Nya adalah untuk menyembah-Nya, untuk mencari bekal di dunia agar kelak bisa hidup di syurga nya ALLAH mungkin hanya orang-orang tertentu saja yang ingat akan dosa-dosanya atau bahkan mereka ingat akan dosa nya tapi tidak mau menebusnya dengan alasan nanti, nanti dan malaikat tidak kenal kata nanti bukan untuk mencabut nyawamu, apakah kamu sadar bahwa umurmu akan terus bertambah, tapi jatah hidup mu akan terus berkurang jadi kamu masih mau mengulur waktu untuk menebus dosamu?Kamu tidak pernah tahu kapan waktu mu itu akan berakhir, bisa saja 1 tahun lagi, 1 bulan lagi, 1 minggu lagi, 1 hari lagi, atau bahkan 1 jam lagi. Kamu tidak pernah tau itu bukan? Jadi mengapa masih menunggu nanti, jika sekarang mampu menyicil untuk menghapus dosa dosa mu yang telah lalu, setidaknya tebuslah dosamu dari yang paling tau tidak bahwa apa yang kita kerjakan itu ada sangsinya, ada balasannya, atau sering disebut juga ada dengar sebuah pepatah? "Apa yang kau tanam, itulah yang akan kau tuai" Yah, itu memang pepatah lama tapi pepatah itu seakan melekat di hidup kita, jika kita tanam kebaikan maka Allah swt berjanji akan membalas pula dengan kebaikan, begitupun sebaliknya, jika kita berbuat jahat kepada orang lain maka ALLAH SWT lah yang akan membalasnya firman Allah swt di bawah ini“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan melihat balasannya pula” QS. Az Zalzalah 7-8.Jadi seberapa banyak bekalmu untuk di akhirat kelak kawan? “Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
tahun2016 kini sisa menghitung menit. tidak terasa waktu satu tahun ternyata berlalu begitu cepatnya. diakhir tahun ini pula usiaku bertambah satu tahun, namun juga berkurang satu tahun jatah hidup. banyak kejadian yang telah dialami pada tahun ini. suka, duka. ada cinta, namun juga masih diliputi kecemburuan.
Ulang Tahun, Usiaku Bertambah atau Berkurang? Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan ini adalah perjalanan. Setiap yang hidup memilih jalan hidupnya masing-masing. Setiap langkah kaki yang ditempuh adalah satu usaha dalam menjalani hidupnya. Tapi, sadarkah kita? Bahwa setiap perjalanan yang baik pasti memiliki tujuan. Untuk apa berjalan tanpa tujuan? Setiap perjalanan pasti ada ujungnya. Satu hal yang menakjubkan adalah semua kisah perjalanan sesuatu yang hidup akan berakhir dengan kondisi yang sama, yaitu kematian. Kebanyakan kita merasa senang ketika berada di hari ini. Apapundilakukan untuk mengungkapkan kegembiraan. Mulai dari makan-makan, menyewakan lapangan futsal, atau bahkan sampai membuat suatu perayaan. Mengundang teman-teman untuk hadir dan berbagi hadiah. Kita sangat gembira dengan bertambahnya usia. Sadarkah kita? ketika mengatakan “Alhamdulillah, usia saya sekarang bertambah.” Padahal pada hakikatnya usia kita semakin sedikit. Jatah hidup di dunia ini semakin berkurang. Jarak antara kita dengan malaikat maut semakin dekat dan kita semua akan bertemu dengan pemilik diri kita yang sebenarnya. Lantas, apa yang menyebabkan kita tampak begitu gembira ketika jatah hidup ini semakin berkurang? Apakah kita sangat bahagia karena semasa hidup dipenuhi dengan perbuatan baik? Atau kita sudah banyak menghasilkan karya yang bermafaat untuk orang di sekitar? Apakah dengan waktu hidup yang semakin berkurang, perbuatan jadi bertambah baik atau justru sebaliknya? Yakinkah kita pada setiap kebaikan yang berlalu dilakukan dengan niat yang tulus? “Selamat ulang tahun ya! Semoga kamu sehat terus dan panjang umur...” Adakah yang kurang dari kalimat itu? Alhamdulillah jika kita diberikan panjang umur dan kesehatan. Pertanyaannya, apakah umur panjang dan kesehatan itu akan diisi dengan kebaikan atau sebaliknya? Ada sesuatu yang terlewat dalam kalimat itu. Yaitu “...di atas kebaikan." atau "... dan semoga Allah memberkahi umurmu."Dalam sebuah kajian, Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri pernah menyampaikan bahwa jangan kita memohon kematian. Sebab jika kita orang baik, semoga Allah memudahkan kita agar terus berbuat baik, sedangkan jika kita orang yang tidak baik, semoga Allah memudahkan kita untuk memperbaiki diri sampai akhir kehidupan nanti. Jadikan setiap waktu yang berlalu sebagai introspeksi diri. Semoga kebaikan-kebaikan yang berlalu tidak sia-sia belaka. Semoga keburukan-keburukan yang berlalu tidak lagi terulang. Teruslah berkembang menjadi pribadi yang baik untuk menyongsong akhir cerita perjalanan dari setiap yang hidup dan tidak mungkin dihindari, yaitu kematian. Muhammad shallallahu alaihi wasallam pernah berkata, “Orang seperti apakah yang paling baik?” Beliau menjawab, “Orang yang panjang umurnya dan baik amalnya.” Dia bertanya lagi, “Lalu, orang seperti apa yang paling buruk?” Beliau menjawab, “Orang yang panjang umurnya, tapi jelek amal perbuatannya.” diriwayatkan dari at-Tirmidzi
Bertambahusia berkuranglah jatah hidup di dunia, mahluk di dunia tak ada yang abadi, bahkan Malaikat dan Iblis pun akan binasa, karena hanya ada Allah yang
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Setiap umur kematian seseoarang, menikah, rezeki sudah ada yang mengatur. Ucapan selamat ulang tahun bukan semata berhura-hura, namun sebagai rasa syukur yang mana kita masih diberi kesempatan sehat lahir batin insyaAllah diumur yang sekarang ini. Apalagi diumur 20 keatas dan orang tua semakin menua, sebagai cerminan diri sendiri. Udah ngapain aja kita selama ini? Udah bermanfaat kah sama orang lain, toleransi udah ditambah belum?Oiya ada pepatah yang mengatakan "Ingat, jika kamu membutuhkan uluran tangan, itu ada di ujung tanganmu, seiring kamu bertambah usia, ingatlah kamu memiliki tangan yang lainnya pertama, tolonglah dirimu, kedua, tolonglah orang lain." - Audrey hidup seseorang itu pastinya berbeda-beda,tetap semangat berbuat kebaikan yang semakin berkurang masa masa hidupnya. "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain". Kedewasaan seseorang memang tidak dapat diukur dari angka-angka ya! Hehee. Bertambah usia bukan berarti menjadi dewasa, bertambah usia bukan berarti paham segalanya. Semakin bertambah usia,level galaunya semakin berbeda loh. Keep humble buat kita seiring bertambah nya usia bukan berati kita makin lama hidup didunia loh ya, itu bukan sebagai titik acuan. Semakin angka bertambah berati semakin berkurang jatah kita untuk hidup dialam semesta ini. Misal seseorang ditakdirkan kematianya diumur 85 tahun,nah sekarang orang itu diumur 75tahun berati jatah hidup didunia ini tinggal 10 tahun lagi bukan, tetep bersyukur yaa masih diberi kesempatan menghirup udara segar diumur sekarang ini. Bertambah nya angka juga bukan menjadi patokan kita harus jadi ini itu, kembali ke prinsip hidup dan sudut pandang aku tetap semangat masih banyak harapan dari orang tersayang yg belum terwujud, semangaat allah ease everything Lihat Diary Selengkapnya
Selamatbermuhasabah di penambahan usia, semoga hidup semakin hidup. mengiringi usiamu yang terus bertambah dari hari ke hari hingga saat ini ;.. ingatlah ; jatah mu hidup di dunia sudah berkurang satu tahun ; coba flashback ;
Sebenarnya tulisan pendek beserta foto-foto ini telah saya sampaikan pada laman Instagram saya di sisihidupku_official, tapi mengingat pentingnya momen ini bagi saya pribadi – tentunya juga setiap orang merasakan hal yang sama bila bertemu dengan momen ini – maka saya abadikan juga melalui blog ini. Begini apa yang saya tuliskan pada laman Instagram saya beberapa hari lalu. *** Hari ini, tepat bertambah – atau sebenarnya berkurang – usia saya. Ya, secara bilangan memang benar bertambah. Setiap bertemu dengan tanggal kelahiran, maka bertambah bilangan usia kita. Namun hal ini berkebalikan bila dipandang dari sisa jatah hidup. Artinya setiap kita bertemu dengan tanggal kelahiran maka jatah hidup kita di dunia ini berkurang, dengan catatan diri kita sendiri tidak pernah tahu berapa jatah usia di dunia. Hal ini tetap menjadi rahasiaNYA. Barangkali ini disebut “paradoks usia“. Hanya bilangannya saja yang bertambah, padahal sesungguhnya jatah hidup kita semakin berkurang. *** Sekadar mengenang, saya menatap dua lembar foto bertahun 196x yang ada dihadapan saya. Pada foto pertama dibawah ini, terlihat saya demikian nyaman dalam pangkuan Emak. Menurut catatan yang tertulis pada belakang foto, saat itu usia saya baru 6 enam bulan. Saya, 6 bulan, demikian nyaman dalam pangkuan Emak Foto kedua dibawah ini diambil pada tanggal 27 Juli, berarti 4 hari sebelum saya dilahirkan. Sayang ukuran asli foto ini sangat kecil sehingga hasil scan-nya tidak detil. 27 Juli, empat hari sebelum saya dilahirkan Menurut Emak, foto-foto tersebut diambil di “Studio 33”, studio foto yang berlokasi di Jln. Kapt. Harun Kabir, Sukabumi. Saat ini foto studio tersebut sudah tidak ada lagi. Foto-foto lawas walaupun hanya hitam putih, tetap menyiratkan berjuta warna dan kenangan disana. Setidaknya demikian yang saya rasakan ketika menatap dua lembar foto bertahun 196x tersebut. Sukabumi, 31 Juli 2020
oQF1n. 392 280 228 27 178 43 274 420 476

bertambah usia berkurang jatah hidup